Tuesday, May 6, 2014

TUGAS Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran di SD

MATA KULIAH
Penelitian Tindakan Kelas

DOSEN PEMBIMBING
Parman Hadi M.Pd

TUGAS
Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran di SD



Disusun oleh  :
Riyadi
(11862060971)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS ACHMAD YANI
BANJARMASIN
2014

IDENTIFIKASI MASALAH DALAM PEMBELAJARAN DI SD


Setiap pembelajaran selalu terjadi masalah-masalah yang muncul, terutama yang ada pada peserta didik. Namun contoh-contoh masalah yang akan dibahas di bawah ini hanya mencakup pembelajaran di sekolah dasar.

1.      Ramai sendiri
Masalah yang sering guru jumpai dalam pembelajaran salah satunya adalah murid berbuat ramai sendiri saat guru menerangkan pelajaran. Peristiwa ini menjadi sebuah masalah karena mengganggu teman di sekitarnya. Faktor yang membuat murid ramai sendiri adalah karena si anak mempunyai kesibukkan sendiri, seperti bermain mainan yang akan dimainkan waktu istirahat atau bermain mainan yang sudah dimainkan waktu istirahat namun belum puas.

2.      Mengajak teman ramai
Selain ramai sendiri, tidak dipungkiri juga murid yang ramai sendiri tadi akan mengajak teman sebelahnya untuk ramai pula dengan diawali dari mencari perhatian terhadap teman sebelahnya. Jika sudah ada kecocokan interaksi maka dipastikan akan menjadi sebuah perbincangan di luar pelajaran yang akan mengganggu teman yang lainnya.

3.      Tidak bisa diam di tempat
Ada pula murid yang selalu selalu berkeliling dari bangku satu ke bangku yang lain. Hal ini terjadi karena murid tersebut kurang nyaman di tempat duduknya atau kurang adanya rasa aman dari teman sebelahnya. Ketika murid berkeliling ini, tidak hanya mengganggu temannya saja, melainkan bisa pula mengganggu guru pula.

4.      Sibuk bermain game
Semakin canggihnya teknologi di zaman sekarang maka berkembang pula berbagai jenis gadget yang menawarkan berbagai jenis hiburan, dan tidak dipingkiri pula salah satunya fasilitas untuk bermain game. Game saat ini memang sangat banyak jenisnya di kalangan anak-anak sekolah dasar, sehingga terkadang di kelas ditemukan murid yang bermain game dengan ponselnya (HP) atau play station portabel (PSP).

5.      Membuat keributan
Selama proses belajar mengajar berlangsung sering kali dijumpai murid yang mengganngu temannya yang lain dengan berbagai cara, seperti melempar gulungan kertas, suka berbuat usil kepada temannya, sehingga temannya tidak konsentrasi lagi terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Ini terjadi karena murid tersebut mempunyai ikatan emosional terhadap teman yang diganggu tersebut.

6.      Melamun
Fenomena ini juga dapat dijumpai oleh guru di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Ada murid yang kelihatannya mendengarkan tetapi pandangannya melukiskan pandangan kosong. Memang tidak ramai dan tidak pula mengganggu temannya, namun hal ini menjadi masalah karena dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.

7.      Tidur di kelas
Kejadian tidur di kelas ini memang jarang ditemui di sekolah dasar, tetapi ada juga guru yang menemui masalah seperti ini di kelas terlebih lagi di sekolah-sekolah yang sistemnya full day. Hal ini juga sering dijumpai ketika gedung sekolah dibangun sehingga kelas harus dibagi menjadi masuk pagi dan siang. Tidak hanya itu, murid tidur itu karena rasa capek, kemungkinan juga karena mata pelajaran yang melibatkan gerakan atau olahraga yang berat atau mata pelajaran yang melibatkan banyak untuk berfikir juga dapat mengakibatkan murid tertidur setelah melakukan aktivitas tersebut. Hal ini sama dengan melamun tadi, tidak ramai dan mengganggu temannya, namun dapat menghambat proses pembelajaran yang akan disampaikan guru.

8.      Keluar masuk kelas
Sering dijumpai pula murid yang keluar masuk kelas. Murid ini sering kali meminta izin ke kamar mandi ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemungkinan murid yang seperti ini mengalami gangguan kesehatan yang mengharuskan sebentar-sebentar harus ke kamar mandi. Ada pula murid yang keluar masuk kelas dalam keadaan sehat. Kejadian yang seperti ini terjadi karena murid tersebut sudah mulai bosan di dalam kelas. Selain itu bisa juga karena temannya yang dilain kelas sudah menunggu di luar untuk mengajak bermain. Kejadian seperti ini menjadi masalah karena mengganggu jalannya pembelajaran apa lagi ketika guru mengadakan kerja kelompok.

9.      Mudah tersinggung
Ada murid yang disinggung oleh temannya ketika proses pembelajaran berlangsung dan itu membuat murid tersebut merasa malu ataupun marah karena merasa aibnya dibeberkan, sehingga menimbulkan respon tersendiri bagi murid tersebut. Respon yang diberikan biasanya saling mengejek satu sama lain dan tidak dipungkiri pula akan terjadi pertengkaran. Murid yang mudah tersinggung ini biasanya tidak hanya melibatkan dua murid yang lain, namun dapat pula melibatkan banyak murid yang lainnya. Sehingga hal ini menjadi masalah dalam pembelajaran karena dapat mengganggu teman yang lain.

10.  Kesulitan menangkap pelajaran
Masalah ini juga dapat dijumpai oleh guru di sekolah manapun. Ada beberapa murid yang kesulitan menangkap pelajaran sehingga membutuhkan pengulangan kembali dari guru. Masalah ini dapat ditemukan ketika guru memberikan soal dan menunjuk murid untuk mengerjakan soal tersebut, dan si murid yang ditunjuk tersebut belum bisa menjawab dengan cepat.

11.    Nilai lebih rendah dari usahanya
Beberapa murid sekolah dasar pernah mengalami mendapatkan nilai rendah saat melaksanakan tes. Mereka merasa telah belajar dengan giat demi memperoleh nilai tinggi namun nilai yang didapat masih di bawah harapan awal, hal ini menjadi masalah karena dapat menurunkan mental belajar murid tersebut. Masalah ini terjadi bisa saja karena faktor daya ingatnya yang kurang.

12.    Menyontek
Sering dijumpai juga di sekolah ada murid yang tidak mengerjakan tugas kemudian menyalin pekerjaan temannya, dan ketika ditanya mengenai tugas yang sama dia tidak bisa. Perlu guru ketahui kenapa murid yang seperti ini melakukan hal tersebut. Ada beberapa faktor murid mencontek tugas temannya, seperti kegiatan sore atau malam hari murid tersebut bagaimana, atau memang dia tidak bisa mengerjakan.

13.   Merusak barang atau fasilitas sekolah
Murid yang merusak barang atau fasilitas sekolah umumnya adalah murid yang kurang mempunyai sifat tertib. Memang anak usia sekolah dasar secara psikis hari-harinya lebih dipakai untuk bermain, namun sering kali lupa tempat. Contohnya saja bermain bola di dalam kelas dan memecahkan kaca jendela, bermain yang menggunakan penggaris kayu dan akhirnya patah. Kejadian yang seperti ini.

14.   Kurang sopan
Perilaku yang kurang sopan oleh murid terhadap guru yang sering muncul di sekolah dasar adalah duduk di meja ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas, melepas pakaian di kelas, ada juga yang ketika diberi nasihat oleh guru murid tersebut malah membalas dengan meludah. Kejadian yang seperti ini dapat mengganggu proses pembelajaran pula.

15.    Sering menyendiri
Masalah ini dapat dijumpai pada anak-anak yang kurang bisa bergaul dengan temannya. Perilaku ini juga dapat dijumpai pada anak yang merasa minder terhadap apa yang dialami oleh diri mereka. Karena murid yang mengalami hal tersebut merasa dirinya lebih bodoh dalam kelas atau sekolahannya.

16.    Suka mengadu
Kejadian seperti ini juga dapat dijumpai di sekolah dasar. Murid sering mengadu ketika merasa dirinya sedang diganggu oleh temannya di kelas, atau merasa kurangnya rasa aman dari gangguan teman yang suka jahil terhadapnya. Kejadian seperti ini dapat memperlambat proses pembelajaran pula.
Melihat masalah yang berkaitan dengan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran atau belajar di kelas, maka dapat dilakukan beberapa pendekatan sebagai berikut :

1.      Pendekatan perintah dan larangan
      Maksud dari pendekatan ini sebagai suatu pemecahan masalah yang berkaitan dengan rendahnya motivasi untuk berprestasi adalah dalam memberikan sebuah pembelajaran hendaknya seorang guru mampu melakukan perintah kepada para siswanya untuk dapat belajar secara optimal. Atau dengan kata lain perintah yang dimaksud adalah ketika tidak memenuhi sebuah kewajiban belajar maka akan mendapat teguran, baik oleh sekolah maupun orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan seorang anak.

2.      Pendekatan Pemberian Motivasi
Penerapan pendekatan jenis ini maksudnya adalah dalam setiap diri seorang siswa sebenarnya terdapat berbagai potensi yang antara satu dengan lanilla tidak sama. Seperti yang dikenal yaitu dengan kecerdasan majemuk, melalui pendekatan motivasi inilah dapat digunakan untuk mengungkapkan setiap potensi tersebut.

3.      Pendekatan Akal Sehat
Pelaksanaan dari pendekatan ini adalah seorang siswa diajak untuk berfikir sekaligus melakukan sebuah perencanaan tentang kehidupan masa mendatang yang akan dilalui atau dilaksanakan.

4.      Pendekatan Sosioemosional
Bentuk pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengajak para siswa untuk melakukan pembelajaran di luar kelas. Atau lebih dikhususkan pada kehidupan manusia.

5.      Pendekatan Kelompok

Sebenarnya hampir sama dengan jenis nomor 4 dan 5. Hanya saja pada bagian ini lebih ditekankan pada bagaimana pola interaksi seorang siswa ketika berada dalam sebuah kelompok. Hal ini dapat dilakukan oleh siswa dengan cara aktif didalam organisasi yang berada disekolah.

Tuesday, April 15, 2014

TUGAS Administrasi dan Supervisi Pendidikan

TUGAS
Administrasi dan Supervisi Pendidikan

DOSEN PEMBIMBING
Parman Hadi, S.Pd M. Pd

TUGAS
PENGERTIAN SUPERVISI MENURUT PARA AHLI

Disusun oleh
Riyadi

NPM :
11862060971

SEMESTER V
KELAS B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ACHMAD YANI
BANJARMASIN
2013  


PENGERTIAN SUPERVISI MENURUT PARA AHLI


1.                 Menurut Adams dan Frank G Dickey        
          Supervisi adalah Program yang berencana untuk memperbaiki pelajaran. Program ini dapat berhasil apabila Supervisor memiliki ketrampilan dan cara kerja yang efisien dalam kerja sama dengan guru dan petugas pendidikan lainya .
2.                 Menurut Boardman, Douhglass dan Bent (1961)
          Supervisi   Pendidikan adalah usaha mendorong, mengkoordinasikan dan membimbing perkembangan guru baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mendapatkan pengertian yang lebih baik dan secara efektif melaksanakan semua fungsi mengajar sehingga mereka lebih dimungkinkan mendorong dan membimbing . perkembangan  supervisi menekankan pada istilah pengajaran dewasa ini masih berlangsung
3.                 Menurut Kimball Wiles
          Memandang supervisor dalam kaitanya dengan hubungan antar manusia, yang bekerja dengan semua orang dalam lingkungan . “Mereka (para supervisor) adalah ekseditur atau orang yang mempercepat. Mereka membantu dalam usaha menegakkan komunikasi. Mereka membantu supaya orang mendengar satu sama lain. Mereka menyediakan diri agar terdapat hubungan baik antara orang yang satu dengan yang lain dalam masalah-masalah yang sama atau dengan orang sumber yang dapat membantu orang yang bermasalah itu. Mereka merangsang anggota-anggota staf untuk melihat sejauh mana ide-ide atau sumber-sumber tersebut dimanfaatkan bersama, dan sampai taraf mana seseorang didorong dan disokong ketika mereka mencoba hal-hal yang baru. Mereka membuat sesuatu lebih mudah dalam mengadakan persetujuan yang muncul dari sidang/pembahasan evaluasi.
kembali pendidikian buat umum, lebih spesifik lagi memformulasikan kurikulumnya, system pengajaranya dan bentuk-bentuk pendidikan untuk umum tersebut.
Supervision is a service particularly concernedsith instruction and its improvement. It is directly concerned with teaching and learning and with the faktors included in and related to these proceas-teschers, pupils curriculum, material of instruction, sociophysical environment of the situation.
4.                 Menurut Hadari Nawawi
         Supervisi adalah pelayanan  para guru yang disediakan oleh pimpinan untuk membantu para guru agar cakap sesuai dengan pengetahuan pada umumnya ilmu pendidikan pada khususnya sehingga mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar disekolah.
5.                 Ame Tembun
        Mengemukakan  bahwa   supervisi pendidikan merupakan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas pendidikan mengajar guru-guru dan kualitas belajar peserta didik pada khususnya.
6.                 Menurut Thomas H. Briggs dan Josep Justman
          merumuskan supervisi sebagai usaha yang sistematis dan terus menerus dan mendorong mengarahkan pertumbuhan diri guru yang berkembang secara lebih efektif dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan dengan murid- murid tanggung jawabnya.
7.                 Menurut H. Bulton dan Lee J. Bruckher
         adalah suatu teknik pelayanan  yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama.
8.       Menurut Dictionary Of Education Good Carter
                        Superpisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru maupun petugas-petugas lain untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan bahan pengajar, metode dan evaluasi pengajaran yang demokratis. 


Menurut saya Suvervisi dalam Pendidikan  Menurut Adams dan Frank G Dickey karena bisa memperbaiki  sebuah pembelajaran yang dilakukan dalam kelas saat proses belajar mengajar dan juga Supervisor harus bisa memiliki sebuah ketrampilan yang bisa dia buat saat proses belajar di dalam kelas maupun diluar kelas dan juga cara kerja tersebut harus efisien dalam bekerja sama dengan seorang guru dan petugas pendidikan lainya di sebuah sekolahan . jadi disini Supervisor harus kreatif dan juga inovatif supaya sebuah pembelajaran itu berhasil di dalam kelas.



Thursday, December 12, 2013

Makalah Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan & tulis di SD




Makalah
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan & tulis di SD
Mata Kuliah : Materi & Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD
Dosen Pembimbing :Norlatifah,S.Pd.M.Pd



Di Susun Oleh kelompok 11
Nia Yulianti
Riyadi
Umie Rosidah

FKIP PGSD/V/B
 UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2012/2013


Kata Pengantar

          Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa,berkat karunia dan hidayah – nya sehingga makalah yang kami buat ini dapat di selesaikan dengan baik. Yakni mengenai materi yang telah kami dapatkan dalam tugas kelompok kami  adalah “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan dan Tulis di SD”.
            Kemudian kami ucapkan terimakasih kepada ibu dosen “Materi & Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD”Sri Normuliati,M.Pd yang telah banyak memberikan berbagai macam bimbingan sehingga kami telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian yang sudah memberikan masukan dan semangat sehingga makalah ini telah selesai.
            Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam mempelajari pokok pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian,Di harapkan agar kita memahami semua materi dengan baikdalam waktu relatif singkat. Meskipun masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini,namun kami berharap,makalah ini dapat mempermudah proses pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada pengetahuan yang telah di dapat selama proses pembelajaran.



                                                                                    Banjarmasin,3 Desember 2013


i


Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
a.       Latar belakang……………………………………………………………………………..1
b.      Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
c.       Batasan Masalah…………………………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan
            A. Membaca.………………………………………………………………………….. …2
B. Menulis…………………………………………………………………………………4
C. Menyimak…………………………………………………………………………..….5
D. Berbicara………………………………………………………………………………6
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan dan Saran……………………………………………………….……….8
B.     Daftar Pustaka…………………………………………………………………...……9




 
ii

BAB I


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan.Klasifikasi seperti ini, dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.Implikasinya, pembelajaran berbahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian tentang keterampilan berbahasa tulis, yang komponen-komponennya terdiri dari keterampilan membaca dan menulis, akan dilaksanakan dalam Kegiatan Belajar 1, mengingat pentingnya pembelajaran keterampilan di SD. Di samping berhitung, keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan mulai dari kelas 1 SD.
Selanjutnya, Kegiatan Belajar 2 akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lisan. Keterampilan ini terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara.
Dengan pemahaman seperti ini, guru akan terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan adalah sebagai berikut :
• Apa saja strategi dalam pembelajaran berbahasa lisan?
• Apa manfaat keterampilan berbahasa lisan?
C. Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah dalam makalah yang kami buat tentang ruang lingkup kajian keterampilan berbahasa tulis dan  lisan.


.


BAB II
PEMBAHASAN


      Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan berbahasa lisan terdiri dari menyimak dan berbicara.

A. MEMBACA
1. Hakikat Membaca
Pada hakikatnya membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca. 
2. Tujuan Membaca 
Tujuan setiap pembaca adalah memahami baca yang dibacanya. Dengan demikian,pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud meliputi : 
1.   Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
2.   Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
3.   Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
4.   Menggali simpanan pengetahuan atau ske mata siswa tentang suatu topik;
5.   Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa; 
 6. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan
       ataupun tertulis;
7.   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimentasi untuk
      meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan; 
8.    Mempelajari struktur bacaan. 


3. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca 
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca, kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
a. Kegiatan prabaca dimaksudkan untuk menggugah prilaku siswa dalam penyelesaian
     masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan. 
1) Gambaran awal cerita, yang berisi informasi yang berkaitan dengan isi cerita,
dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan. 
2) Petunjuk untuk melakukan antisipasi, merupakan sarana kegiatan awal membaca
yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca. 
3) Pemetaan semantik, merupakan strategi prabaca yang baik, sebab kegiatannya
memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan. 
4) Menulis sebelum membaca, menulis pengalaman pribadi yang relevan, sebelum
mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi
yang lebih positif. 
5) Drama/simulasi, dapat digunakan sebelum cerita dibaca untuk meningkatkan
        pemahaman.
b. Kegiatan inti membaca 
  Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca dapat digunakan untuk meningkatkan
  pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze  procedure     dan pertanyaan pemandu
1) Strategi metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan
       intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol
penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan
memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas  membacanya.
2) Cloze procedure,
digunakan juga untuk meningkatkan pemahaman dengan cara
menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk
mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat. 
3) Pertanyaan pemandu,
selama membaca pertanyaan pemandu sering digunakan
untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan
cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika
sedang membaca. 
c. Kegiatan pascabaca 
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu siswa mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain itu, kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang telah diperoleh sebelumnya. 
Ada beberapa kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan siswa setelah membaca, yaitu, memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, melaksanakan pementasan teater aktual, menuturkan kembali apa yang telah dibaca kepada orang lain, dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari membaca ketika melakukan sesuatu.

B. MENULIS 

1. Hakikat Menulis 
Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Seorang penulis yang memahami dengan baik makna kata menulis akan betul-betul peduli terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi orang lain, kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata. 
Kiat-kiat yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis sebagai suatu proses, yaitu: 
a. langsung menulis, teori belakangan 
b. mulai dari mana pun boleh 
c. belajar sambil bercanda 
d. pembelajaran menulis nonlinear (tidak harus ada urutan tertentu)

2. Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis 
Pembelajaran menulis dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan diluar kelas (di luar jam pelajaran). 
a. Pembelajaran menulis di dalam kelas 
kegiatan pembelajaran menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan
jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan: 
1) bermain dengan bahasa dan tulisan 
2) kuis 
3) memberi atau mengganti akhir cerita 
4) menulis meniru model: copy the master 
b. Pembelajaran menulis di luar kelas 
Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat dilakukan, misalnya, siswa dilatih menulis buku harian, majalah dinding (mading), dan kegiatan kliping.

C. MENYIMAK 
1. Hakikat Menyimak 
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagi satu sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses atau sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui tahapan mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara bersamaan is memakai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini ia mampu mengintepretasikan dan memahami makna bunyi-bunyi itu. 
Menyimak sebagai seni berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi, partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai respon, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan memuaskan. 
2. Bahan Pembelajaran Menyimak 
Tujuan pembelajaran menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan pembelajaran menyimak harus kita sesuaikan dengan karakteristik anak SD. 
4. BERBICARA 
1. Hakikat Berbicara 
Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan (Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas. 
2. Jenis-jenis Berbicara 
a. Berbicara berdasarkan tujuannya 
1) Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan. 
2) Berbicara menghibur 
3) Berbicara membujuk 
b. Berbicara berdasarkan situasinya 
1) Berbicara formal 
2) Berbicara informal 
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya 
1) Berbicara mendadak 
2) Berbicara berdasarkan catatan 
3) Berbicara berdasarkan hafalan
4) Berbicara berdasarkan naskah 
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya 
1) Berbicara antarpribadi 
2) Berbicara dalam kelompok kecil 
3) Berbicara dalam kelompok besar 

3. Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara 
Tujuan pembelajaran berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan, menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain peran, pidato.
Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran berbicara di SD, misalnya siswa diminta merespons secara lisan gambar yang diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog, dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya. 


















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan berbahasa lisan terdiri dari menyimak dan berbicara.

SARAN
Guru tidak dapat melepaskan diri dari bantuan media dalam melakukan pembelajaran berbicara. Dengan dukungan media, guru berharap dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan membentuk keterampilan berbicaranya baik berupa lisan ataupun tertulis.











Daftar Pustaka


Adiwimarta, Sri Sukesi, dkk. (1978). Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
Burhanudin, Erwina, dkk. (1955). Kamus Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Encep Kusumah, Yeti Mulyati dan Maman Suryaman. (2002). Menulis 2. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.