Makalah
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Lisan & tulis
di SD
Mata Kuliah : Materi & Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di SD
Dosen Pembimbing :Norlatifah,S.Pd.M.Pd
Di
Susun Oleh kelompok 11
Nia Yulianti
Riyadi
Umie Rosidah
FKIP PGSD/V/B
UNIVERSITAS
ACHMAD YANI BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2012/2013
Kata Pengantar
Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa,berkat karunia dan hidayah – nya
sehingga makalah yang kami buat ini dapat di selesaikan dengan baik. Yakni
mengenai materi yang telah kami dapatkan dalam tugas kelompok kami adalah “Pembelajaran
Keterampilan Berbahasa Lisan dan Tulis di SD”.
Kemudian kami
ucapkan terimakasih kepada ibu dosen “Materi & Pembelajaran Bahasa
Indonesia Di SD”Sri Normuliati,M.Pd yang telah banyak memberikan berbagai macam
bimbingan sehingga kami telah menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tak
lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman sekalian yang sudah
memberikan masukan dan semangat sehingga makalah ini telah selesai.
Tujuan utama
penyusunan makalah ini adalah untuk membantu kita dalam mempelajari pokok
pembahasan secara efisien dan efektif. Dengan demikian,Di harapkan agar kita
memahami semua materi dengan baikdalam waktu relatif singkat. Meskipun masih
banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini,namun kami berharap,makalah ini
dapat mempermudah proses pembelajaran kita dan mengingatkan kita kembali kepada
pengetahuan yang telah di dapat selama proses pembelajaran.
Banjarmasin,3
Desember 2013
i
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
a.
Latar
belakang……………………………………………………………………………..1
b.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………1
c.
Batasan
Masalah…………………………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan
A.
Membaca.………………………………………………………………………….. …2
B.
Menulis…………………………………………………………………………………4
C.
Menyimak…………………………………………………………………………..….5
D.
Berbicara………………………………………………………………………………6
Bab III Penutup
A. Kesimpulan dan Saran……………………………………………………….……….8
B. Daftar Pustaka…………………………………………………………………...……9
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan
berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan.Klasifikasi seperti ini,
dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif.Implikasinya, pembelajaran berbahasa
di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa
sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian tentang keterampilan berbahasa tulis,
yang komponen-komponennya terdiri dari keterampilan membaca dan menulis, akan
dilaksanakan dalam Kegiatan Belajar 1, mengingat pentingnya pembelajaran
keterampilan di SD. Di samping berhitung, keterampilan membaca dan menulis
merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan mulai dari kelas 1 SD.
Selanjutnya, Kegiatan Belajar 2 akan membahas
hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan berbahasa lisan. Keterampilan ini
terdiri dari keterampilan menyimak dan berbicara.
Dengan pemahaman seperti ini, guru akan
terdorong untuk merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca,
menulis, menyimak, dan berbicara dengan lebih bervariasi lagi sehingga
pengalaman belajar dari kegiatan pembelajaran ini tambah bermakna bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan adalah sebagai berikut :
• Apa saja strategi dalam pembelajaran berbahasa lisan?
• Apa manfaat keterampilan berbahasa lisan?
• Apa saja strategi dalam pembelajaran berbahasa lisan?
• Apa manfaat keterampilan berbahasa lisan?
C. Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini kami akan membatasi masalah dalam makalah yang
kami buat tentang ruang lingkup kajian keterampilan berbahasa tulis dan lisan.
.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan berbahasa terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan. Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan berbahasa lisan
terdiri dari menyimak dan berbicara.
A.
MEMBACA
1.
Hakikat Membaca
Pada hakikatnya membaca
terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai
produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental.
Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang
dilakukan pada saat membaca.
2.
Tujuan Membaca
Tujuan setiap pembaca adalah memahami baca yang
dibacanya. Dengan demikian,pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam
membaca. Pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan yang
dimaksud meliputi :
1.
Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
2.
Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati
bacaan;
3.
Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
4.
Menggali simpanan pengetahuan atau ske mata siswa tentang suatu topik;
5.
Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa;
6.
Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan
lisan
ataupun tertulis;
ataupun tertulis;
7. Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimentasi untuk
meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan;
meneliti sesuatuyang dipaparkan dalam sebuah bacaan;
8.
Mempelajari struktur bacaan.
3. Teknik dan Strategi Pembelajaran Membaca
Untuk meningkatkan
pemahaman terhadap keseluruhan teks, biasanya guru menerapkan kegiatan prabaca,
kegiatan inti membaca, dan kegiatan pascabaca dalam pembelajaran membaca.
a. Kegiatan prabaca
dimaksudkan untuk menggugah prilaku siswa dalam penyelesaian
masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan.
masalah dan memotivasi penelaahan materi bacaan.
1) Gambaran awal cerita,
yang berisi informasi yang berkaitan dengan isi cerita,
dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan.
dapat meningkatkan pemahaman. Pemberian gambaran awal cerita kepada siswa yang dirancang sebagian untuk membangun latar belakang pengetahuan tentang cerita tersebut dapat membantu siswa menyimpulkan isi bacaan.
2) Petunjuk untuk
melakukan antisipasi, merupakan sarana kegiatan awal membaca
yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca.
yang bermanfaat. Petunjuk semacam ini dirancang untuk menstimulus pikiran, berisi pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibaca.
3) Pemetaan semantik,
merupakan strategi prabaca yang baik, sebab kegiatannya
memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan.
memperkenalkan kosa kata yang akan ditemukan dalam bacaan dan dapat
menggugah skemata yang berkaitan dengan topik bacaan.
4) Menulis sebelum
membaca, menulis pengalaman pribadi yang relevan, sebelum
mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi
yang lebih positif.
mereka membaca materi, bermanfaat pada kegiatan mengerjakan tugas, dan reaksi
yang lebih positif.
5) Drama/simulasi, dapat
digunakan sebelum cerita dibaca untuk meningkatkan
pemahaman.
pemahaman.
b. Kegiatan inti membaca
Beberapa strategi dan kegiatan dalam membaca
dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze procedure dan pertanyaan pemandu
pemahaman siswa. Strategi yang dimaksud adalah strategi metakognitif, cloze procedure dan pertanyaan pemandu
1) Strategi
metakognitif, berkaitan dengan pengetahuan seseorang atas penggunaan
intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol
penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan
memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas membacanya.
2) Cloze procedure,
intelektual otaknya dan usaha sadarnya dalam memonitor atau mengontrol
penggunaan kemampuan intelektualnya. Metakognitif ini meliputi cara terjadinya
berpikir . Dalam kegiatan membaca, orang yang menerapkan metakognitif akan
memilih keterampilan dan teknik membaca yang sesuai dengan tugas membacanya.
2) Cloze procedure,
digunakan juga untuk
meningkatkan pemahaman dengan cara
menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk
mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat.
menghilangkan sejumlah informasi dalam bacaan dan siswa diminta untuk
mengisinya. Latihan cloze procedure dalam pelaksanaannya melibatkan penghilangan huruf, suku kata, kata, frase, klausa, atau sebuah kalimat.
3) Pertanyaan pemandu,
selama membaca
pertanyaan pemandu sering digunakan
untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan
cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika
sedang membaca.
untuk meningkatkan pemahaman. Siswa dilatih untuk mengingat fakta dengan
cara mengubah fakta itu menjadi pertanyaan ”mengapa”. Pertanyaan pemandu
dapat diajukan guru kepada siswa atau diajukan siswa untuk dirinya sendiri ketika
sedang membaca.
c. Kegiatan pascabaca
Kegiatan dan strategi setelah membaca membantu
siswa mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain
itu, kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang
telah diperoleh sebelumnya.
Ada
beberapa kegiatan dan strategi yang dapat dilakukan siswa setelah membaca,
yaitu, memperluas kesempatan belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran
visual, melaksanakan pementasan teater aktual, menuturkan kembali apa yang
telah dibaca kepada orang lain, dan mengaplikasikan apa yang diperoleh dari
membaca ketika melakukan sesuatu.
B. MENULIS
B. MENULIS
1. Hakikat Menulis
Menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Seorang
penulis yang memahami dengan baik makna kata menulis akan betul-betul peduli
terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu dalam mempengaruhi
orang lain, kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata.
Kiat-kiat yang dapat
digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis sebagai suatu proses,
yaitu:
a. langsung menulis, teori belakangan
b. mulai dari mana pun boleh
c. belajar sambil bercanda
d. pembelajaran menulis nonlinear (tidak harus
ada urutan tertentu)
2.
Teknik dan Strategi Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis
dapat dilaksanakan di dalam kelas (pada jam pelajaran sekolah) dan diluar kelas
(di luar jam pelajaran).
a.
Pembelajaran menulis di dalam kelas
kegiatan pembelajaran
menulis di dalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan
jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan:
jam yang telah ditetapkan dalam jadual pelajaran. Beberapa contoh teknik yang dapat
kita gunakan:
1) bermain dengan bahasa dan tulisan
2) kuis
3) memberi atau mengganti akhir cerita
4) menulis meniru model:
copy the master
b.
Pembelajaran menulis di luar kelas
Pembelajaran menulis di luar kelas ini dapat
dilakukan, misalnya, siswa dilatih menulis buku harian, majalah dinding
(mading), dan kegiatan kliping.
C. MENYIMAK
1.
Hakikat Menyimak
Hakikat menyimak dapat
dilihat dari berbagai segi (Logan, 1972). Menyimak dapat dipandang sebagi satu
sarana, sebagai suatu keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses atau
sebagai suatu pengalaman kreatif. Menyimak dikatakan sebagai suatu sarana sebab
adanya kegiatan yang dilakukan seseorang pada waktu menyimak yang harus melalui
tahapan mendengarkan bunyi-bunyi yang telah dikenalnya. Kemudian, secara
bersamaan is memakai bunyi-bunyi itu. Dengan cara ini ia mampu
mengintepretasikan dan memahami makna bunyi-bunyi itu.
Menyimak sebagai seni
berarti kegiatan menyimak itu memerlukan adanya kedisiplinan, konsentrasi,
partisipasi aktif, pemahaman, dan penilaian. Sebagai suatu proses menyimak
berkaitan dengan proses keterampilan yang kompleks, yaitu keterampilan
mendengarkan, memahami, menilai, dan merespons. Menyimak dikatakan sebagai
respon, sebab respons merupakan unsur utama dalam menyimak. Menyimak sebagai
pengalaman kreatif melibatkan pengalaman yang nikmat, menyenangkan, dan
memuaskan.
2. Bahan Pembelajaran Menyimak
Tujuan pembelajaran
menyimak, melatih siswa memahami bahasa lisan. Oleh sebab itu, pemilihan bahan
pembelajaran menyimak harus kita sesuaikan dengan karakteristik anak SD.
4. BERBICARA
1.
Hakikat Berbicara
Berbicara dapat
diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk
mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagsan atau perasaan secara lisan
(Brown dan Yule, 1983). Berbicara sering dianggap sebagai alat manusia yang
paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan suatu bentuk
prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, dan
linguistik secara luas.
2.
Jenis-jenis Berbicara
a. Berbicara berdasarkan tujuannya
1) Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan
menginformasikan.
2) Berbicara menghibur
3) Berbicara membujuk
b. Berbicara berdasarkan situasinya
1) Berbicara formal
2) Berbicara informal
c. Berbicara berdasarkan cara
penyampaiannya
1) Berbicara mendadak
2) Berbicara berdasarkan catatan
3) Berbicara berdasarkan hafalan
4) Berbicara berdasarkan naskah
d. Berbicara berdasarkan jumlah
pendengarnya
1) Berbicara antarpribadi
2) Berbicara dalam kelompok kecil
3) Berbicara dalam kelompok besar
3.
Bahan dan Strategi Pembelajaran Berbicara
Tujuan pembelajaran
berbicara di SD adalah melatih siswa dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Untuk mencapai tujuan tersebut, kita dapat menggunakan
bahan pembelajaran membaca atau menulis, kosakata, dan sastra sebagai bahan
pembelajaran berbicara, misalnya menceritakan pengalaman yang mengesankan,
menceritakan kembali isi cerita yang pernah dibaca atau didengar, bermain
peran, pidato.
Banyak cara untuk meelaksanakan pembelajaran
berbicara di SD, misalnya siswa diminta merespons secara lisan gambar yang
diperlihatkan guru, bermain tebak-tebakan, menceritakan isi bacaan, bertanya
jawab, membicarakan kaidah sebuah puisi, melanjutkan cerita guru, berdialog,
dan sebagainya. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa pembelaran
berbicara harus dikaitkan dengan pembelajaran keterampilan lainnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keterampilan berbahasa
terdiri dari keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan.
Klasifikasi seperti ini dibuat berdasarkan pendekatan komunikatif. Implikasinya
pembelajaran bahasa di SD harus difokuskan pada kemampuan siswa memahami dan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan berbahasa tulis terdiri dari
keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan keterampilan berbahasa lisan
terdiri dari menyimak dan berbicara.
SARAN
Guru tidak dapat melepaskan diri dari
bantuan media dalam melakukan pembelajaran berbicara. Dengan dukungan media,
guru berharap dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan membentuk keterampilan berbicaranya
baik berupa lisan ataupun tertulis.
Daftar Pustaka
Adiwimarta, Sri Sukesi, dkk. (1978). Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa.
Burhanudin,
Erwina, dkk. (1955). Kamus Sekolah Dasar.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Encep
Kusumah, Yeti Mulyati dan Maman Suryaman. (2002). Menulis 2. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
No comments:
Post a Comment